HOME

Java

Java pertama kali dikembangkan oleh James Gosling dari Sun Microsystems pada tahun 1990-an. Java pertama kali dibuat untuk memenuhi kebutuhan akan sebuah bahasa komputer yang ditulis satu kali dan dapat dijalankan di banyak system komputer.
Versi awal Java ditahun 1996 sudah merupakan versi release sehingga dinamakan Java Versi 1.0. Java versi ini menyertakan banyak paket standar awal yang terus dikembangkan pada versi selanjutnya yaitu - java.lang.
Peruntukan kelas elemen-elemen dasar.
- java.io
Peruntukan kelas input dan output, termasuk penggunaan berkas.
- java.util
Peruntukan kelas pelengkap seperti kelas struktur data dan kelas kelas penanggalan.
- java.net
Peruntukan kelas TCP/IP yang memungkinkan berkomunikasi dengan komputer lain menggunakan jaringan
- java.awt
Kelas dasar untuk aplikasi antarmuka dengan pengguna
- java.applet
Kelas dasar aplikasi antar muka untuk diterapkan pada penjelajah web.

Java terbagi dari tiga paket, yaitu :
1. J2EE
biasa di gunakan pada pemrograman aplikasi server atau aplikasi yang berbasis web.
2. J2SE (Java 2 Standard Edition)
Paket ini paling banyak digunakan pada pembuatan aplikasi desktop.
3. J2ME (Java 2 Micro Edition)
Banyak digunakan unutk pembuatan aplikasi pada wireless device atau mobile device.

James Gosling, Mike Sheridan dan Patrick Naugthon memulai proyek bahasa Java pada bulan Juni 1991. Bahasa ini awalnya diberi nama Oak, yaitu sebuah pohon ek yang berada di luar kantor James pada saat itu. Pada 13 November 2006, Sun Microsystem meluncurkan bahasa Java sebagai bahasa pemrograman open source di bawah ketentuan GNU atau General Public Licencse(GPL).
Sekitar tahun 2009-2010 Sun Microsystem diakuisisi oleh badan perusahan computer yaitu Oracle Corporation dan sekaligus sebagai pusat pengembangan bahasa Java itu sendiri.
Banyak aplikasi pengolah Java pada saat sekarang ini, contohnya : JCreator, Netbeans. Aplikasi tersebut sama fungsinya hanya berbeda penerapan dalam aplikasi nya. Tergantung pada user mau menggunakan aplikasi pengolah Java yang mana, tergantung dengan kebutuhan dari user itu sendiri.

Tahap Kompilasi pada Java :
1.Tulis / Ubah.
Pemrogram menulis program dan menyimpannya di media dalam bentuk berkas '.java'.
2.Kompilasi.
Pengkompilasi membentuk bytecodes dari program menjadi bentuk berkas '.class'.
3.Muat.
Pemuat kelas memuat bytecodes ke memori.
4.Verifikasi.
Peng-verifikasi memastikan bytecodes tidak mengganggu sistem keamanan Java.
5.Jalankan.
Penerjemah menerjemahkan bytecodes ke bahasa mesin yang tidak bisa di pakai.

Daftar Pustaka :
Irawan, 2011. Java Untuk Orang Awam. Cetakan Pertama. Palembang: Maxikom.
Wikipedia.org, 2012. Java. Wikipedia
Baca Selanjutnya .....

Fungsi dan Peranan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi

a.Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa Indonesia, yang terdiri atas berbagai suku dan etnis dengan latar belakang bahasa berbeda.

b.Fungsi dan Peranan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi
Dalam era Globalisasi ini dikenal juga Bahasa jurnalistik, adalah bahasa yang digunakan oleh pewarta atau media massa untuk menyampaikan informasi. Bahasa dengan ciri-ciri khas yang memudahkan penyampaian berita dan komunikatif.
Selama ini masih banyak orang yang menganggap bahasa jurnalistik sebagai perusak terbesar bahasa Indonesia. Mereka menganggap bahasa jurnalistik sebagai bahasa lain yang tidak pantas dilirik. Anggapan ini ada benarnya, karena wartawan memang kadang-kadang menggunakan bahasa atau kata-kata pasaran yang melenceng dari Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Media massa jugalah yang “memasarkan” kata-kata yang agak –maaf- kasar atau jorok kepada masyarakat, sehingga masyarakat yang dulu terbiasa dengan bahasa yang agak halus dan sopan (eufemisme), kini menjadi akrab dengan kata-kata kasar dan blak-blakan, seperti sikat, bakar, bunuh, darah, bantai, rusuh, rusak, provokatif, perkosa, penjara, pecat, jarah, serta obok-obok dan esek-esek.
Selain itu, media massa juga kerap mengutip kata-kata yang salah, seperti bentuk kembar sekedar-sekadar, cidera-cedera, film-filem, teve-tivi-TV. Ada media yang memakai risiko, ada yang resiko. Ada yang memakai sekedar, ada yang sekadar. Ada pula media massa yang dengan tanpa dosa menuliskan kata ganti kita, padahal yang seharusnya adalah kata kami.
Sebagai bahasa pemersatu, bahasa Indonesia tentu saja sangat berperan dalam dunia jurnalistik. Bayangkan kalau setiap media massa menggunakan bahasa daerah lengkap dialek masing-masing.
Namun demikian, untuk memperkaya khasanah bahasa dan untuk tetap menghidupkan bahasa daerah, banyak media massa yang memuat rubrik tertentu dengan menggunakan bahasa daerah, bahkan media massa televisi pun mulai membuat acara khusus dengan menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantarnya.
Bahasa Indonesia juga berfungsi menjembatani ketidaktahuan atau kekurang-pahaman masyarakat Indonesia akan bahasa asing dalam media massa di Indonesia. Apa jadinya kalau kalau semua berita, film, atau siaran dari mancanegara disajikan atau ditayangkan begitu saja tanpa pengantar bahasa indonesia oleh media massa kepada masyarakat Indonesia.
Kemudian kegamangan kepribadian tersebut membuat kesadaran bersatu meluntur. Tantangan disintegrasi bangsa semakin tinggi. Fenomena tawuran antar desa hingga antar suku merupakan salah satu jawaban yang dapat menyingkap kurang mengakarnya peran bahasa Indonesia sebagai penyatu bangsa. Dalam konteks kesadaran bersatu inilah kita dapat belajar dari kepemimpinan Orde Baru dalam mengopinikan “persatuan” meskipun caranya yang represif harus di evaluasi.
Selama ini usaha untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sudah banyak dilakukan. Hal ini terlihat dari mulai membaiknya badan perencanaan bahasa yang ada di Indonesia. Bahkan badan tersebut berjejaring dengan badan perencanaan di Malaysia dan Brunei, karena sama-sama berbahasa Melayu, yang sudah melakukan berbagai penelitian dan melakukan perencanaaninternasional. Namun usaha tersebut masih dalam tataran struktural dan politis, belum merambah “akar rumput” yang merupakan basis kultural dan mengakar. Kesadaran dari pemerintah, media, dan masyarakat terhadap konsep bahasa persatuan masih rendah. Usaha para budayawan dan ahli bahasa Indonesia belum didukung penuh oleh kebijakan strategis dan merakyat dari pemerintah. Ditambah lagi peran media yang semakin luas tidak diimbangi oleh usaha sosialisasi bahasa Indonesia yang baik dan benar membuat masyarakat kini lebih merespon stimulasi dari asing serta semakin jauh dari kaidah berbahasa yang benar. Bukannya masyarakat harus tertutup dari pengaruh asing, namun kemampuan untuk menyaring informasi, gaya bahasa, dan perilaku inilah yang menjadi pokok masalah terjadinya kegamangan identitas.
Dinamika antara potensi dan tantangan atau realita yang dialami bahasa Indonesia saat ini merupakan suatu data yang dapat dijadikan sumber prediksi bagi eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan di masa depan. Dalam konteks bahasa Melayu, Collins menyatakan bahwa peran bahasa Melayu akan semakin berkembang, baik di kawasan Asia Tenggara maupun di belahan bumi yang lain. Di luar Asia Tenggara bahasa Melayu dipelajari di delapan Negara Eropa dan dua Negara di Amerika. Jumlah penutur bahasa Melayu dalam waktu dekat ini akan terus meningkat. Hal ini akan meningkatkan prestise di kalangan para penuturnya yang kemudian akan mempengaruhi sikapnya untuk lebih positif terhadap bahasa Melayu. Terlebih menurut prediksi dari Collins, pengaruh bahasa Inggris belum begitu jelas di Asia Tenggara pada masa depan.
Pengaruh secara global bahasa Melayu tersebut tentunya akan juga berpengaruh di Indonesia meskipun akan membutuhkan proses yang sangat lama. Pengaruh tersebut berkaitan juga tingkat kesadaran pemerintah, media, dan masyarakat Indonesia tentang pentingnya bahasa Indonesia sebagai pemersatu. Kesadaran ini tidak hanya pada bagian luar pemahaman saja, namun selayaknya menjadipenghayatan dan pengidentifikasian seluruh masyarakat sebagai satu bangsa.

c.Kesimpulan Masih ingatkah kita soal Sumpah Pemuda. Ya, dalam sumpah yang ketiga kita berjanji menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, bahasa yang satu yang seharusnya sesuai dengan EYD. Kita sebagai penerus bangsa ada baiknya melakukannya dengan baik dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari – hari. Dengan begitu kita akan bangga akan bahasa Indonesia nya kita sendiri.
Baca Selanjutnya .....